Pages

(Re-Post) Strangers, Again

Took it from With&Without, such a great posting.

Stage 1 : Meeting.
“But it paid off, because I got the number.”

Stage 2 : The Chase.
“Some say it is the best part.”
“All I want it, was to know more about her. All I want to do was hang out with her.”
“The only person I want to talk to, was her. She was the number one.”
“And everytime I saw her….. butterflies.”

Stage 3 : Honeymoon.
“Everyone calls it is. And for good reasons, it was the time when we could finally fully express our passion to each other. And do all the things we want to do as a couple.”
“It was a dream come true. The girl I want to be with so so badly…. was finally mine.”

Stage 4 : Comfortable.
“People changing overtime.”

Stage 5 : Tolerance.
“Somehow, the girl I was crazy about, a year ago, had turned into someone who just wasn’t that special anymore.”
“Arguing is one thing. But feeling dissatisfied and unhappy for the relationship is another. We tried various time, to try make changes, to fix things, but like so many couples out there, it wasn’t enough.”

Stage 6 : Downhill.
“The effort that we try to make things work, just isn’t worth it anymore.”

Stage 7 : Breaking Up.
“The end of the line; the worst stage ever.”
“And this is the one of two of us to start a new path.”
“Becoming strangers, again.”
“This stranger was the most important person in my life.”

.......
.......


STRANGERS, AGAIN.
So, on what stage are you now with your partner? :)

Merry Christmas And Hello New Year!




My bucket list for this year, that I finally shared with all of you.
1. Going to Bali for least a week.
2. Making my own list of happiness like what Alodita do, every single day, so I can more be grateful of my life.
3. Enjoying all my works, do it for God and make my parent.
4. Writing more, design more, reading more, eating less. :p

***

Hope I can do all of my bucket list well at 2012. Merry Christmas and hello New Year!

Something I've Got...

Here, I got something for you...[and this is the first good letter that I've made to you since we became a closer friend]

Saya bersyukur--juga tidak bersyukur--memiliki kamu dalam hidup saya. Bukan karena apa yang ada di dalam diri kita, tapi lebih kepada bagaimana kamu membuat saya belajar mengenai mengerti orang lain. Seperti yang sudah saya katakan, kepada banyak orang, kepada dirimu juga, saya sayang kamu.... bukan, bukan untuk sebuah hubungan pacaran... tapi juga bukan untuk sebuah hubungan 'asal temenan'. I know we more deep than that...

Kamu datang, pada waktu yang sesungguhnya tidak tepat. Awalnya, saya merasa seperti punya pengganti seseorang yang sempat jadi 'bahu' saya. Namun nyatanya, berbeda jauh. Kamu jauh, jauh, jauuuuuh lebih buruk dari dia. Kamu menyuruh saya pergi memakai kendaraan umum (yang bukan taksi!), kamu menyuruh saya belajar bagaimana belajar sendiri, kamu membuat saya mencicipi apa itu mandiri yang benar-benar mandiri; dimana baru belakangan ini saya sadari manfaat besarnya dalam hidup saya.

Saya bersyukur memiliki kamu, memiliki banyak sekali perkataan buruk serta manis yang keluar bersamaan dari mulutmu, memiliki sesuatu yang sesungguhnya belum pernah saya rasakan. Dari kamu, saya sesungguhnya belajar untuk mengerti orang lain, belajar untuk mengerti bahwa semua orang berbeda, belajar bahwa saya tidak bisa selamanya bisa selalu mendapatkan apa yang saya inginkan. Kamu memang mungkin bukan orang terbaik dalam hidup saya, namun kamu adalah salah satu orang terpenting yang membuat saya menjadi seperti saya sekarang ini--dimana saya tidak pernah menyesal untuk hal itu.

Walau seluruh waktu kita lebih habis untuk berdebat, walau saya sempat merasa bahwa kamu adalah sesuatu yang salah yang datang dalam hidup saya, nyatanya semua kini berjalan dengan dewasa (dan semoga terus begini). Ah, dewasa. Saya akhirnya--sekali dalam seumur hidup saya--belajar mengerti apa arti kata dewasa, dimana anehnya, kamu yang mengajari itu semua.

Bersama kamu, saya belajar bagaimana menjadi dewasa, belajar bagaimana menempatkan diri saya. Saya yakin saya pun mengajari kamu sesuatu, walau saya tidak tahu pasti apa itu, karena kamu adalah manusia termisterius yang pernah saya temui, sekaligus manusia paling jujur yang pernah ada. Kamu membuat saya bisa marah pada waktu yang tepat, kamu sabar (hanya kamu yang tahu bagaimana caranya bersikap saat saya sedang moody, saat saya sedang bawel, atau saat saya dengan marah-marah tanpa sebab), dan kamu sungguhan seperti anak kecil--serta dewasa--dalam waktu yang bersamaan. Kamu membuat saya tahu dan belajar bahwa bahagia adalah sesuatu yang begitu berharga. And life is too precious to be wasted...

You made me realized that people have their own story, and so am I. I am grateful that I have stories... a very deep and great stories to be shared with my children. A patience, a love, a smile, a tears, a song.... Dan saya selalu percaya, bahwa kamu sesungguhnya--hanya kamu--yang tahu secara benar perasaan saya yang sebenarnya. You just don't know how many times you can guess what I feel ... exactly right.

Saya sesungguhnya tidak tahu sampai kapan kita bisa seperti ini. Memiliki perasaan ini, memiliki percakapan ini, memiliki segala hal yang saya miliki sekarang. God have all of my time and I own nothing, except my faith. Jadi, saya lebih memilih menyerahkan kepada Yang Diatas, sembari terus belajar untuk menghargai kamu dan sekeliling saya lebih dan lebih lagi. Namun sesungguhnya, ketika kehilangan semua ini, mungkin akan jauh lebih susah (dan menyakitkan) daripada rasa menyakitkan dari 'masalah itu'.

Semoga saat kamu tidak sengaja membaca ini, dimana pun kamu, tanpa saya sebutkan, saya tahu kamu tahu. Terima kasih untuk menjadi seperti ini. Terima kasih untuk semua. Semoga ini tidak berlebihan.... [karena saya baru mendengar teman baik teman saya meninggal, tanpa teman saya mengucapkan sepatah kata apapun mengenai dia] -- setidaknya, ada sesuatu yang baik yang saya tulis tentang kamu. :)

Satu Hari Ini...

Saya berdiri, terduduk diantara kumpulan pikiran yang memakan sel-sel otak di dalam diri saya sejak beberapa jam lalu.

Tidak ada jawaban; saya hanya menangis dan memikirkan logisme diantara kejadian nurani ini. Dia bukan siapa-siapa, dia hanya orang yang sering saya dengar namanya dari orang lain yang kebetulan saya sayangi. Dia juga bukan orang yang pernah berbicara apapun pada saya. Namun airmata ini tidak berhenti, bahkan menangis karena apa saya sendiri juga tidak tahu.

Sesungguhnya, ketika bertanya pada Tuhan, "mengapa saya menangis?" dan untaian lagu Michael Buble mengalun, saya hanya bisa menahan nafas untuk tidak membiarkan seluruh perasaan ini melompat-lompat keluar dari diri saya.

Dia bukan siapapun, dan saya tidak mengenal dia. Tetapi, kenapa mata itu terlihat begitu sedih? Kenapa saya seperti bisa merasakan setiap senti kesedihan yang ada di dalam dirinya? Apa karena kami menyayangi orang yang sama, atau hanya murni karena sisi melankolis saya sedang berlebihan?

....

Sesungguhnya, saya tidak tahu mengapa perasaan ini bisa ada. Jadi, siapapun kamu disana, berdiri untuk apapun kamu hari ini di depan saya... saya telah mendoakan kebahagiaan untukmu.

Kebahagiaan yang juga sedang saya perjuangkan untuk diri saya sendiri. Kalau ada momen dimana saya bisa mengenal kamu secara pribadi, berbicara, dan berbagi mengenai banyak hal, perkenankan saya memelukmu dan memberitahu bahwa bahagia itu indah, walau hanya satu per sekian detik.

What I've Learned Today?

When you ask someone's help because you not able do it on your own, it means you are still human and not alone.

What comes from heart, touched heart.

Strangers, Again


you and I began as a strangers
you became my life

and at the end, we will became....
strangers, again.

(Film Strangers, Again)


saya mendapat firasat
tentang cinta yang berhenti mendadak
tentang hati yang lelah bertahan

firasat yang makin kencang menendang-nendang pikiran saya
dan saya hanya bisa diam sembari memikir jawaban

apakah ada yang salah?
apakah tidak ada yang berniat mempertahankan yang ada?

atau

kami berdua hanya lelah untuk mencoba?
dan akan kembali menjadi semula
menjadi sepasang orang yang tidak saling kenal

tidak saling kenal


(Terinspirasi dari film pendek "Strangers, Again" buatan WungFu Production)

Mimpi

aku bermimpi tentang dunia
yang berisi aku dan kamu
dalam sebuah jalan panjang
dengan akhir yang sudah kita tahu jelas

aku bermimpi tentang dunia
yang selalu menguning di sore hari
tentang kejujuran yang datang
tentang bertarung dengan sesama wanita

aku bermimpi tentang dunia
yang tidak berisi tangisan
yang selalu mencair dikala tawa merebak
yang selalu merintih kala sedih manusia lain menghembus

aku pernah bermimpi tentang semua itu

dan aku bermimpi
dan berharap semua itu menjadi nyata

#7 - Sebuah Cerita Dalam Satu Malam....



aku berdiri pada kakikaki dengan langkah kecil disana
adakah kita berseberangan?
ataukah kita hanya saling lupa menyapa?

aku sungguh tidak tahu
namun satu yang pasti
rasa menyesak dada ini terlalu kencang menusuk diriku

seperti ada gumpalah lelah menusuknusuk nuraniku
dan desingan sepi menekannekan jiwaku

adakah aku berhalusinasi?
ataukah ini hanya mimpi dalam mimpi
seperti yang dilakukan Leonardo dan Joseph dalam film?

nyatanya malam itu semua terasa buram
yang ada hanya kepercayaanku bahwa gelap adalah bagian dari terang
dan gelap juga yang bisa membawaku kepada terang

walau kadangkala, pertanyaan ini tidak berhenti terlontar:
apakah aku buta? atau jiwaku yang buta?

aku sungguh tidak mengerti

aku membalik tubuhku
menatapmu tergugu disana
memeluk seseorang yang sama jenisnya dengan dirimu

kalian berdua saling memeluk

dalam satu roda frase waktu yang terus berputar
'tik-tok-tik-tok' katanya
dalam sebuah bus biru kalian berpelukkan
dan aku sungguh tidak mengerti arah yang sedang ditunjukkan padaku

dan kamu berkata disela-selanya
'aku mencintaimu...'

aku ingin pingsan saat itu juga

#4 - Ajari Aku

ceritakan soal cinta padaku
kepada kamu yang katanya senior dalam cinta

ceritakan soal sayang padaku
kepada kamu yang katanya ahli dalam sayang

ceritakan semua
yang kamu tahu
dan yang tidak aku tahu
karena aku sungguh ingin belajar itu

semuanya...
seluruhnya...

karena nyatanya, kamu tidak pernah mengajariku
kamu hanya membuatku merasakan
dan itu lebih daripada mengajarkan

#3 - Secangkir Kopi

picture taken from Yehezkiel Haryanto's Facebook

aku dan kamu
kita duduk bersebrangsebrangan
dalam satu periode waktu
saling memandang
dibatasi sebuah meja
dan secangkir kopi
untuk kita berdua

kamu bertanya padaku
'apakah kamu sakit?'
aku menggeleng, memberikan sejuta jawaban berarti daripada hanya kata

kamu bertanya lagi padaku
'kamu berhenti minum kopi?'
aku menggeleng, lagi dan lagi
memberikan sejuta jawaban berarti daripada hanya kata

secangkir kopi tidak disentuh
dan kita hanya diam
bersamaan dengan hujan yang turun melesat
seperti roket melewati atmosfer bumi

kita diam

sebagai teman lama
kita bahkan tidak tahu harus berbicara apa

hanya secangkir kopi
yang mengerti kita berdua


*) untuk seseorang yang menyukai kopi diluar sana

Logis

Sudah jutaan kali Andara mengulang kalimat itu, memasukkannya jadi kalimat wajib dalam list hariannya. Tidak ada yang tahu mengapa Andara mendadak begitu.... plain. Andara adalah matahari, ia bukan seseorang yang hanya datang dan mengikuti suasana--Andara memeriahkan suasana!

Kamu yakin sama dia? I mean, he is Fabio and every people know about his habbit! Yang ini suara Indah, teman baik Andara.

Cinta emang buta, An, tapi gue tahu lo orang yang cukup logis untuk mematahkan kalimat bodoh itu. Lo masih punya mata, dan gue yakin, lo bisa nggak buta menghadapi cinta lo ini. Ini kalimat Deva, kakak sepupunya.

Semuanya berubah. Andara menjadi kalem dan semua orang bertanya. Andara bahkan ikutan bertanya-tanya pada dirinya sendiri juga.

Sesuatu yang jadi fokusnya mendadak berubah. Bukan lagi mimpi. Bukan lagi impian jadi jurnalis di New York Times. Bukan lagi menjadi atlit lari yang membanggakan nama Indonesia. Semua tentang mimpi seakan sirna.

Ada apa, Andara? Ini yang disebut... blind?!

Andara menggeleng, menjawab pertanyaan yang sebenarnya sudah jadi fokusnya dari beberapa minggu lalu. Andara bahkan kini cenderung memucat, dikarenakan susah tidur. Tiap malam, tidurnya selalu diganggu dengan mimpi buruk.

Puncaknya, sampai suatu pagi yang hujan, Andara tidak bisa terbangun sama sekali dari tempat tidur. Ia mau, tapi badannya seperti melakukan sistem shut down dengan sendirinya. Matanya terbuka, tapi tidak membuka lebar. Badannya tegak di atas tempat tidur, tapi tidak lama jatuh terkulai. Andara merasa tubuhnya aneh. Singkronisasi antara otak dan tindakkan begitu berbeda. Jadilah, seharian itu Andara hanya bisa di kamar sambil menonton MTV, dan kadang-kadang membaca, atau menonton DVD di portable DVD. Momen terberat dari keanehan itu adalah, ketika Andara bisa sesekali mengeluarkan airmata yang tidak deras. Namun keluar, mengalir dari mata, dan disaat bersamaan hatinya sakit. Andara tahu kondisi tubuhnya sudah masuk ke tahap serius.


Love is like marry-go-around. You and your lover live in the round of life. Period.


He loves me... He loves me... not?!

***


Seminggu kemudian...
Seseorang yang tidak diduga mendatangi Andara. Di rumah. Di kamarnya. Saat The King's Speech sedang ia putar. Sudah seminggu tepat tubuhnya begitu lemah dan hanya bisa terkulai di tempat tidur.

"Fabio?!"

"Hei," Fabio menyapa dengan suara dalam. Ada sedikit urgensi dari nada itu. Urgensi yang Andara tahu berhubungan dengan semua ini.

"Aku sayang kamu. Aku cinta kamu. Aku....." Fabio menarik nafas, kebingungan mendeskripsikan. "Aku nggak tahu apa namanya. Intinya, aku emang sayang sama kamu. Cinta sekali! Nggak perlu kamu berpikir soal 'he loves me, he loves me not' lagi, karena kenyataannya aku emang cinta banget sama kamu--"

Andara hanya bisa tersenyum lemah, masih tergolek di kasurnya, "tapi....?" Ujarnya memotong.

Fabio tertunduk malu di tembak seperti itu. Ia tahu bahwa Andara tahu kemana arah pembicaraannya, "tapi aku nggak bisa kalau harus pacaran. Prospek hubungan kita nggak jelas. Kalau pun pacaran, kita tetap tidak akan bisa jadi suami-istri ke depannya. Aku tahu ini memang pikiran yang jauh, tapi memang begitu kenyatannya."

Skor mendadak jadi 1-1 karena Andara yang gantian kikuk, bingung. Memang love is blind, but married is a real-opener, tapi memang pembicaraan Fabio sudah terlalu jauh.

"Maksud kamu?" Pertanyaan klise itu keluar dari mulut Andara. Ia kini benar-benar tidak mengerti maksud dan tujuan Fabio, laki-laki yang sudah sukses membuatnya gamang selama beberapa minggu belakangan. Bahkan sukses membuat tubuhnya ter-shut down begini, saking banyaknya pikiran mengawang-awang di otaknya.

"Aku positif HIV, bekas menjadi pecandu waktu dulu. Aku nggak mau--dan nggak bisa--nularin penyakit ini sama kamu, sesayang apapun aku."

Sedetik sesudahnya, Andara hanya menatap kaku ke layar portable DVD.

Perkataan Deva mengudara di imaji Andara: Gue tahu lo orang yang cukup logis untuk mematahkan kalimat bodoh itu. Lo masih punya mata, dan gue yakin, lo bisa nggak buta menghadapi cinta lo ini.

Andara lalu punya pertanyaan: apa yang dikatakan tindakan logis saat kenyataan datang begitu cepat, tanpa sempat membuat Andara mempersiapkan diri terlebih dahulu? Andara menggeleng. Tidak tahu.

21012011

Hujan. Bau wangi tanah. Lagu Tangga. Film Lost in Love. CD Bee Gees. Daun yang bergetar karena terkena hujan. Wangi tanah. Suasana pagi yang seperti sore.

Gabungan hari ini tidak pernah akan saya lupakan. Terindah selama sembilan belas tahun hidup di pinggir Jakarta.

Mimpi

Bermimpi dan mendapatkan uang dari apa yang menjadi mimpi seumur hidup kita adalah sebuah pencapaian yang indahnya tiada terkira.

Mencintai Karena Ada

aku sudah berusaha semaksimal mungkin, Ksatria
untuk melepaskan semuamuanya dalam hidup

semaksimalmaksimalnya
namun yang ada hanyalah sepi
yang terpanah dibalik sukma dan jiwa

kita tahu, Ksatria

cinta ini ada karena ada
cinta ini hidup karena memang
ia harus berkembang biak
sebelum orang lain menariknya keluar dari atomatom tubuh

kita tahu, Ksatria

kita samasama tahu.