Gue pikir semua orang harus punya pantulan 'human perfect' di masing-masing diri mereka, dimana manusia sempurna itu menjadi inspirasi dalam menjalankan hidupnya, dimana manusia sempurna itu menjadi seseorang yang memberitahukan tentang dunia secara nyata.Tiga hari kemudian, masuk sebuah headline dan sub headline koran yang sengaja di scan dan di posting di blog yang sama:
Gue percaya, setiap orang diberikan satu manusia sempurna versi mereka masing-masing sama Yang Diatas, karena Tuhan selalu mengirimkan sesuatu dengan caraNya sendiri.
Gue tahu, manusia sempurna itu memang tidak pernah ada. Ia cuma sebuah khayalan gue, idiom dari gue, untuk mendeskripsikan seseorang yang mengenal gue dengan sangat baik, dan menginspirasi gue dengan sangat besar.
Manusia itu bukan Tuhan. Dia hanya mendapat label manusia sempurna, tapi ia bukan Tuhan.
Dia adalah orang yang pernah ada dalam bagian hidup kita, terlalu indah untuk dikenang, terlalu menyakitkan untuk dihilangkan.
Dia adalah seseorang yang pernah ada, seseorang yang selalu menuntun kita untuk mengeluarkan apa yang terbaik dari kita.
Gue pernah punya satu 'perfect human' versi gue sendiri. Pernah, pernah, pernah punya. Namanya Mika.
Mika adalah cewek pertama yang tahu kalau gue benci setengah mati dengan bokap yang hanya bisa kasih gue harta, tanpa bisa mengajarkan gue apa itu bahagia. Mika adalah cewek pertama --dan gue harap yang terakhir-- yang tahu betapa takutnya gue dengan cicak dan kadal. Cewek pertama yang tahu kalau kepala gue pernah ada jahitan besar karena pernah terjatuh dari lantai 3 rumah saat sedang berantem besar sama bokap, dan beliau tanpa sengaja mendorong gue.
She's always be my first list - dan tidak pernah berubah sedetik pun sampai saat ini. Mika is too abstract to scored, too abstract to understood, Mika simply unpredictable.
Namun sekarang semuanya sudah beda, dan gue cuma bisa bilang maaf beribu kali ke Mika.
KECELAKAAN MOBIL DI KM 37 TOL JAKARTA-BANDUNG MEMINTA SEORANG KORBAN WANITA BERNAMA MIKA SENJAPUTRI.
"Tidak disangka, kecelakaan kembali terjadi di sekitaran tol Pasteur yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Korban langsung meninggal di tempat bernama Mika Senjaputri (20), dan korban patah kaki dan sekaligus pengemudi yang sekarang ada di RS. Pasteur bernama Reven Putra (22), berasal dari Jakarta."
1 comment:
Ini fiksi pa kisah nyata?
Post a Comment