Here, I got something for you...[and this is the first good letter that I've made to you since we became a closer friend]
Saya bersyukur--juga tidak bersyukur--memiliki kamu dalam hidup saya. Bukan karena apa yang ada di dalam diri kita, tapi lebih kepada bagaimana kamu membuat saya belajar mengenai mengerti orang lain. Seperti yang sudah saya katakan, kepada banyak orang, kepada dirimu juga, saya sayang kamu.... bukan, bukan untuk sebuah hubungan pacaran... tapi juga bukan untuk sebuah hubungan 'asal temenan'. I know we more deep than that...
Kamu datang, pada waktu yang sesungguhnya tidak tepat. Awalnya, saya merasa seperti punya pengganti seseorang yang sempat jadi 'bahu' saya. Namun nyatanya, berbeda jauh. Kamu jauh, jauh, jauuuuuh lebih buruk dari dia. Kamu menyuruh saya pergi memakai kendaraan umum (yang bukan taksi!), kamu menyuruh saya belajar bagaimana belajar sendiri, kamu membuat saya mencicipi apa itu mandiri yang benar-benar mandiri; dimana baru belakangan ini saya sadari manfaat besarnya dalam hidup saya.
Saya bersyukur memiliki kamu, memiliki banyak sekali perkataan buruk serta manis yang keluar bersamaan dari mulutmu, memiliki sesuatu yang sesungguhnya belum pernah saya rasakan. Dari kamu, saya sesungguhnya belajar untuk mengerti orang lain, belajar untuk mengerti bahwa semua orang berbeda, belajar bahwa saya tidak bisa selamanya bisa selalu mendapatkan apa yang saya inginkan. Kamu memang mungkin bukan orang terbaik dalam hidup saya, namun kamu adalah salah satu orang terpenting yang membuat saya menjadi seperti saya sekarang ini--dimana saya tidak pernah menyesal untuk hal itu.
Walau seluruh waktu kita lebih habis untuk berdebat, walau saya sempat merasa bahwa kamu adalah sesuatu yang salah yang datang dalam hidup saya, nyatanya semua kini berjalan dengan dewasa (dan semoga terus begini). Ah, dewasa. Saya akhirnya--sekali dalam seumur hidup saya--belajar mengerti apa arti kata dewasa, dimana anehnya, kamu yang mengajari itu semua.
Bersama kamu, saya belajar bagaimana menjadi dewasa, belajar bagaimana menempatkan diri saya. Saya yakin saya pun mengajari kamu sesuatu, walau saya tidak tahu pasti apa itu, karena kamu adalah manusia termisterius yang pernah saya temui, sekaligus manusia paling jujur yang pernah ada. Kamu membuat saya bisa marah pada waktu yang tepat, kamu sabar (hanya kamu yang tahu bagaimana caranya bersikap saat saya sedang moody, saat saya sedang bawel, atau saat saya dengan marah-marah tanpa sebab), dan kamu sungguhan seperti anak kecil--serta dewasa--dalam waktu yang bersamaan. Kamu membuat saya tahu dan belajar bahwa bahagia adalah sesuatu yang begitu berharga. And life is too precious to be wasted...
You made me realized that people have their own story, and so am I. I am grateful that I have stories... a very deep and great stories to be shared with my children. A patience, a love, a smile, a tears, a song.... Dan saya selalu percaya, bahwa kamu sesungguhnya--hanya kamu--yang tahu secara benar perasaan saya yang sebenarnya. You just don't know how many times you can guess what I feel ... exactly right.
Saya sesungguhnya tidak tahu sampai kapan kita bisa seperti ini. Memiliki perasaan ini, memiliki percakapan ini, memiliki segala hal yang saya miliki sekarang. God have all of my time and I own nothing, except my faith. Jadi, saya lebih memilih menyerahkan kepada Yang Diatas, sembari terus belajar untuk menghargai kamu dan sekeliling saya lebih dan lebih lagi. Namun sesungguhnya, ketika kehilangan semua ini, mungkin akan jauh lebih susah (dan menyakitkan) daripada rasa menyakitkan dari 'masalah itu'.
Semoga saat kamu tidak sengaja membaca ini, dimana pun kamu, tanpa saya sebutkan, saya tahu kamu tahu. Terima kasih untuk menjadi seperti ini. Terima kasih untuk semua. Semoga ini tidak berlebihan.... [karena saya baru mendengar teman baik teman saya meninggal, tanpa teman saya mengucapkan sepatah kata apapun mengenai dia] -- setidaknya, ada sesuatu yang baik yang saya tulis tentang kamu. :)
Saya bersyukur--juga tidak bersyukur--memiliki kamu dalam hidup saya. Bukan karena apa yang ada di dalam diri kita, tapi lebih kepada bagaimana kamu membuat saya belajar mengenai mengerti orang lain. Seperti yang sudah saya katakan, kepada banyak orang, kepada dirimu juga, saya sayang kamu.... bukan, bukan untuk sebuah hubungan pacaran... tapi juga bukan untuk sebuah hubungan 'asal temenan'. I know we more deep than that...
Kamu datang, pada waktu yang sesungguhnya tidak tepat. Awalnya, saya merasa seperti punya pengganti seseorang yang sempat jadi 'bahu' saya. Namun nyatanya, berbeda jauh. Kamu jauh, jauh, jauuuuuh lebih buruk dari dia. Kamu menyuruh saya pergi memakai kendaraan umum (yang bukan taksi!), kamu menyuruh saya belajar bagaimana belajar sendiri, kamu membuat saya mencicipi apa itu mandiri yang benar-benar mandiri; dimana baru belakangan ini saya sadari manfaat besarnya dalam hidup saya.
Saya bersyukur memiliki kamu, memiliki banyak sekali perkataan buruk serta manis yang keluar bersamaan dari mulutmu, memiliki sesuatu yang sesungguhnya belum pernah saya rasakan. Dari kamu, saya sesungguhnya belajar untuk mengerti orang lain, belajar untuk mengerti bahwa semua orang berbeda, belajar bahwa saya tidak bisa selamanya bisa selalu mendapatkan apa yang saya inginkan. Kamu memang mungkin bukan orang terbaik dalam hidup saya, namun kamu adalah salah satu orang terpenting yang membuat saya menjadi seperti saya sekarang ini--dimana saya tidak pernah menyesal untuk hal itu.
Walau seluruh waktu kita lebih habis untuk berdebat, walau saya sempat merasa bahwa kamu adalah sesuatu yang salah yang datang dalam hidup saya, nyatanya semua kini berjalan dengan dewasa (dan semoga terus begini). Ah, dewasa. Saya akhirnya--sekali dalam seumur hidup saya--belajar mengerti apa arti kata dewasa, dimana anehnya, kamu yang mengajari itu semua.
Bersama kamu, saya belajar bagaimana menjadi dewasa, belajar bagaimana menempatkan diri saya. Saya yakin saya pun mengajari kamu sesuatu, walau saya tidak tahu pasti apa itu, karena kamu adalah manusia termisterius yang pernah saya temui, sekaligus manusia paling jujur yang pernah ada. Kamu membuat saya bisa marah pada waktu yang tepat, kamu sabar (hanya kamu yang tahu bagaimana caranya bersikap saat saya sedang moody, saat saya sedang bawel, atau saat saya dengan marah-marah tanpa sebab), dan kamu sungguhan seperti anak kecil--serta dewasa--dalam waktu yang bersamaan. Kamu membuat saya tahu dan belajar bahwa bahagia adalah sesuatu yang begitu berharga. And life is too precious to be wasted...
You made me realized that people have their own story, and so am I. I am grateful that I have stories... a very deep and great stories to be shared with my children. A patience, a love, a smile, a tears, a song.... Dan saya selalu percaya, bahwa kamu sesungguhnya--hanya kamu--yang tahu secara benar perasaan saya yang sebenarnya. You just don't know how many times you can guess what I feel ... exactly right.
Saya sesungguhnya tidak tahu sampai kapan kita bisa seperti ini. Memiliki perasaan ini, memiliki percakapan ini, memiliki segala hal yang saya miliki sekarang. God have all of my time and I own nothing, except my faith. Jadi, saya lebih memilih menyerahkan kepada Yang Diatas, sembari terus belajar untuk menghargai kamu dan sekeliling saya lebih dan lebih lagi. Namun sesungguhnya, ketika kehilangan semua ini, mungkin akan jauh lebih susah (dan menyakitkan) daripada rasa menyakitkan dari 'masalah itu'.
Semoga saat kamu tidak sengaja membaca ini, dimana pun kamu, tanpa saya sebutkan, saya tahu kamu tahu. Terima kasih untuk menjadi seperti ini. Terima kasih untuk semua. Semoga ini tidak berlebihan.... [karena saya baru mendengar teman baik teman saya meninggal, tanpa teman saya mengucapkan sepatah kata apapun mengenai dia] -- setidaknya, ada sesuatu yang baik yang saya tulis tentang kamu. :)
No comments:
Post a Comment