Cinta & Rangga


aku mau jatuh
jatuh ke dasar yang tidak punya ujung
supaya bisa berhenti menyanyi
supaya bisa berhenti menulis
supaya bisa berhenti menjadi baik

bisakah berhenti dari semua?

aku memang bukan seperti cinta
kamu juga bukan rangga yang suka menulis puisi
dalam bait-bait wajah yang begitu sendu

kamu hanya bisa memasak
sama seperti ketika rangga mengajarkan
cinta untuk memasak
lalu datang segerombolan orang bermotor besar
merusak moment indah itu
dengan batu-batu yang dilempar ke ruangannya
yang membuat moment tertarik secara kasar

itu rangga dan cinta, versi tahun 90an.

kita rangga dan cinta?
atau hanya aku yang mencoba membayangkan terlalu jauh
aku tidak mengerti.

aku buta, hatiku lelah menebak
karena pada akhirnya aku manusia
dan aku mengalah pada takdir
dan aku mengalah pada jiwa yang telah beku
dan aku mengalah pada diriku - aku mencintai diriku
tidak mau lagi sakit

rangga kalau boleh kusebut nama itu dalam dirimu
izinkan aku mengucapkan banyak hal
izinkan aku meninggalkanmu
dalam satu nyanyian sendu yang tidak akan pernah
...................................kuperdengarkan lagi.

selamat tinggal rangga.

2 comments:

Luppita M said...

hey, it's a cool poem. I'm a huge fans of rangga and cinta too :)

mike said...

kata-kata yang kau haturkan mencerminkan perasaanku sekarang. hahahaa