#PerahuKertas

"Aku nggak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini aku masih terus-terusan memikirkan orang yang sama. Bingung di antara penyesalan dan penerimaan."

"..Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh."

"Saya nggak mau selamanya menjadi bayang-bayang. Saya nggak mau."

"Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup."


"Carilah orang yang kamu nggak perlu meminta apa-apa, tapi dia akan memberikanmu segalanya," ucap Remi. "Kamu Remi, kamu yang bisa seperti itu ke aku.." Kugy berucap bergetar, menangis. "Iya, mungkin kamu yang sudah ketemu, saya belum. " Remi menutup pembicaraan.

"Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati."

"Aku melepas kamu supaya kamu nggak terus-terusan berusaha membahagiakan aku. Karena sesungguhnya hati kamu sudah tidak disini."


"Bersama denganmu, semuanya terasa dekat. Dan bumi hanya sebutir debu dibawah kaki kita."

"Hati itu dipilih, bukan memilih. Bertahan atau melepas, bagaimana hatimu, tergantung hatimu. Hatimu yang tahu."

"Saya cinta, selalu cinta, dan akan terus cinta sama kamu. Perasaan ini nggak ada habisnya."

"Jatuh cinta dengan pelan-pelan, jangan sekaligus, nanti berat."


Perahu Kertasku melaju.... bersama Keenan dan K kecil lain yang masih di dalam perut.

1 comment:

Anonymous said...

Dewi Lestari hebat sekali...