Tidak seperti kebanyakan film animasi, Brave membawa nuasana sedikit gelap sehingga orang-orang dewasa pun tidak merasa jenuh saat melihat film ini. Didukung dengan teknik backsound yang terlihat digarap sungguh-sungguh, Brave seperti membawa nafas baru bagi image Disney yang sudah kental dengan princess dan happily ever after-nya. Seperti formula film "Red Riding Hood" dan "Snow White and The Huntsman" yang terasa begitu gelap untuk ukuran adaptasi dongeng anak-anak. Sedang booming mungkin membuat film dongeng bernuasana gelap (padahal Tim Burton sudah mulai duluan dengan Alice In Wonderland).
Menonton Brave membuat saya mengkaji lagi hubungan dengan orangtua, khususnya ibu. Saya banyak mengeluarkan airmata di scene-scene intim antara Merida dan ibunya. Keberadaan ayahnya yang keturunan Viking pun menambah warna film ini untuk tidak melulu drama. Sebuah perpaduan yang pas untuk cerita animasi, Brenda Chapman. Apalagi dengan ending yang terasa begitu indah, sangat kekeluargaan (walaupun tetap sangat Disney), cerita ini wajib ditonton di Minggu sore bersama keluarga.
Sayang, entah karena bioskop tempat saya menonton jelek (padahal Blitz Megaplex) atau murni karena kualitas video, ada beberapa part awal yang terlihat sangat buram dan bias.
(Ribka Anastasia Setiawan)
2.8 stars from 5 stars.
1 comment:
ya, benar film brave ini bagus.. Wajib nonton! :)
di kota kita
Post a Comment