Liberal Arts (2012) adalah sebuah film yang memang sudah lama saya tunggu keberadaannya. Film ini cukup menarik saya hanya dengan sebuah cuplikan film atau trailer yang berdurasi kurang dari lima menit.
Mengapa?
Mungkin karena kepala saya langsung mengekspektasi sebuah kisah cinta antara dua generasi lelaki dan perempuan yang berbeda umur hampir lima belas tahun. Mungkin juga karena Josh Radnor, si laki-laki yang sangat likeable, kalau saya boleh meminjam salah satu dialog dari Elizabeth Olsen, menjadi pemeran utama film ini, sutradara, serta juga penulis cerita.
Ternyata, ekspektasi saya mampu terpenuhi, bahkan hampir mendekati bayangan di kepala. Saya melihat akting matang dari Elizabeth Olsen yang bisa mengimbangi akting natural dari Josh. Bahkan detail less make-up karena Elizabeth adalah seorang mahasiswi tidak mengurangi kecantikan alami aktris ini, pun malah menambah warna natural dari film ini.
Bercerita mengenai Jesse Fisher, yang diperankan secara baik oleh Josh, ketika kembali menapak ke kampus almamaternya karena undangan dari salah seorang mantan profesor yang sempat menjadi pengajarnya ketika masih duduk di bangku kuliah. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan Zibby, gadis berusia sembilan belas tahun, yang bisa dikatakan memiliki pola pikir 'berbeda' untuk anak seumurannya.
Sebelum Josh kembali ke rumahnya, Zibby memutuskan untuk menunjukan ketertarikannya kepada Jesse lewat sebuah CD lagu dan permohonan untuk bertukar surat. Bukan e-mail. Bukan sms. Tapi surat yang ditulis tangan. Lewat dialog-dialog manis yang terjadi antar surat Zibby dan Jesse, keduanya merasa memiliki koneksi yang sama.
Setelah pembicaraan lewat surat yang cukup lama, Jesse akhirnya memutuskan untuk kembali menemui Zibby. Namun kedewasaan yang ditunjukan oleh Jesse dari awal film membuat penonton menyadari ia bukanlah lelaki yang mudah 'terbawa perasaan', sehingga kisah cintanya dengan Zibby menarik untuk disimak.
Kedewasaan untuk memilih antara seks dan perasaan tanggung jawab. Kedewasaan untuk memilih mengenal cinta secara baik atau mengikuti keinginan hati.... dan Josh, menurut saya, sukses memerankan karakter Jesse dengan baik.
Menikmati Liberal Arts dengan durasi film sekitar sembilan puluh menit lebih seperti membawa saya kembali ke masa lalu. Suasana kuliah terasa kental di film ini; itu terasa apabila melihat bagaimana sang sutradara yaitu Josh Radnor sendiri memperhatikan detail-detail kecil yang malah terlihat membuat film semakin matang dan terplot baik.
Tidak bisa dilupakan juga mengenai akting Elizabeth Olsen yang sangat memukau karena simpel natural dan (seperti) menjadi dirinya sendiri. Elizabeth malah tidak terlihat seperti sedang berakting. Ini seakan-akan seperti perjalanan kisah hidupnya yang tidak sengaja dibuat film.
Secara keseluruhan, film ini cukup menarik untuk ditonton. Apalagi melihat bahwa ini film yang ditulis dan disutradarai langsung oleh Josh Radnor, walau nampaknya, Josh seperti 'terikat' dengan karakter laki-laki baik dan berpikiran panjang (remembering us about Ted Mosby, eh?). Bahkan ending penyelesaian masalahnya pun agak mirip dengan kisah-kisah Ted Mosby di How I Met Your Mother.
(Ribka Anastasia Setiawan)
3.4 stars from 5 stars.
No comments:
Post a Comment